Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok Muhammad Thamrin menuturkan bahwa pihaknya akan mengecek dan menelusuri kembali mengenai isu yang beredar dan menyatakan adanya gengster motor yang melibatkan kalangan pelajar di Kota Depok.
Sebab Thamrin menyangsikan informasi itu dan mesti ada kilarifikasi yang jelas.
"Ini perlu diklarifikasi, siapa dan sekolahnya di mana. Sebab di Depok jauh-jauh hari kami sudah berupaya semaksimal mungkin mencegahnya," kata Thamrin, Selasa (30/5/2017).
Pencegahan kata dia dilakukan dengan memberikan pembinaan secara rutin ke setiap sekolah, bersama unsur TNI, Kepolisian dan BNN Kota Depok.Karenanya kata Thamrin perlu ada pendataan khusus, untuk memastikan kebenaran informasi bahwa pelajar di Depok terlibat gengster yang identik dengan kejahatan terorganisir.
"Isu gangster dari kalangan pelajar di Depok ini mesti jadi perhatian serius, juga para orang tua dan masyarakat. Kami harap mereka mengawasi anak-anaknya agar tidak nongkrong dan keluyuran sampai malam atau bahkan sampai dinihari," kata Thamrin.
Sementara itu Komandan Tim Jaguar Polresta Depok Inspektur Dua Winam Agus menyatakan sebenarnya sebutan gengster motor kurang tepat diberikan ke kelompok anak muda yang sering berkumpul bersama.Sebab seakan-akan dengan sebutan gengster mereka melakukan kejahatan secara terorganisir dan melakukan perekrutan anggota secara profesional.
Namun Winam mengakui adanya beberapa kelompok anak muda di Depok yang biasa membuat onar di Depok dengan tawuran atau bahkan melakukan tindakan kriminal."Jadi sebenarnya mereka bukan gengster, tetapi hanya sekelompok pemuda yang tengah mencari jati diri," kata Winam.
Di sinilah kata dia perlunya peran orangtua, sekolah dan masyarakat, agar para remaja dan pemuda itu tidak terlibat lebih jauh dalam tindakan kriminal. (wartakota)
Masyarakat berharap ada ketegasan dalam menindak pelajar yang suka membuat onar, kalo perlu sekolahnya tindak tegas yang tidak serius membina peserta didiknya dengan bekukan ditak di izinkan menerima siswa baru agar memutus mata rantai.
Sekolah yang sering terlibat tawuran bukti sekolah tersebut gagal tidak bisa mendidiknya, banyak kok sekolah yang siswanya tidak melakukan tawuran ujarnya.